BERITA DEWASA - Aku mendapat kisah yang cukup menarik dan pastinya tidak akan bisa terlupakan padahal kisah itu terjadi kira-kira 1 tahun yang lalu tapi rasanya baru kemarin aku merasakannya. Cerita ini berkisah tentang istri dari pamanku dimana pamanku baru saja melangsungkan pernikahannya walaupun bisa dikata telat, karena umurnya yang sudah cukup tua.
Pamanku bisa di katakan orang yang cukup sukses karena dalam bisnisnya lancar semua, mungkin karena hal itu, pamanku sibuk ke bisnisnya sampai lupa untuk mencari pendamping hidupnya, sudah disarankan kepada keluarganya dan dipilihkan wanita namun selalu ada saja pertimbangan yang khusus dari paman sendiri, minta ini minta itu dan pada suatu hari paman pun membawa seorang wanita yang sangat cantik.
Namanya Ayu seperti namanya dia juga sangat cantik, dia berusia 24 tahun dan saat itu ia bekerja sebagai sekretaris di perusahaan teman pamanku itu. Bandar Domino Online
Kemudian kami bercakap-cakap, ternyata Ayu memang enak untuk diajak ngobrol. Dan aku melihat sepertinya pamanku tertarik sekali dengannya, aku tahu hal itu karena mata pamanku yang tidak pernah lepas memandang wajah Ayu.
Tapi tidak demikian halnya dengan Ayu. Ia lebih sering memandangku, terutama ketika aku berbicara, tatapannya yang dalam sekali, seolah-olah dapat menembus pikiranku. Aku mulai berpikir jangan-jangan Ayu lebih menyukaiku dari pada pamanku.
Tapi aku tidak boleh berharap banyak, soalnya bukan aku yang hendak dijodohkan. Tapi aku tetap saja memandangnya ketika ia sedang berbicara, kupandangi dari ujung rambut sampai kaki, rambutnya panjang seperti gadis di iklan sampo, kulitnya putih bersih, kakinya pun putih mulus sekali, tapi sepertinya dadanya agak rata, namun aku tidak terlalu memikirkannya.
Tidak terasa hari sudah mulai malam. Sebelum mereka pulang kerumah, pamanku mentraktir mereka makan di sebuah restoran chinese food di dekat rumahnya di daerah Sunter. Ketika sampai di restorant tersebut, aku langsung pergi ke wc dulu karena sudah sangat kebelet. Sebkamum aku menutup pintu, tiba-tiba ada tangan yang menahan pintu tersebut. Ternyata itu adalah Ayu.
Aku: Eh, ada apa Yu?
Ayu: Enggak, aku pengen kasih kartu nama aku, besok jangan lupa telefon aku, ada yang mau aku bicarain sama kamu, oke?
Aku: Kenapa enggak sekarang aja?
Ayu: Jangan, ada paman kamu, pokoknya besok jangan lupa.
Setelah acara makan malam itu, aku pun pulang ke rumah dengan seribu satu pertanyaan di otakku, apa yang mau diomongin sama Ayu sih. Tapi aku juga tidak mau pikir panjang lagi, nanti aku bisa-bisa susah tidur, soalnya kan besok harus masuk kerja. Besoknya saat istirahat makan siang, aku pun meneleponnya dan bertanya langsung padanya.
Aku: Eh, apa sih yang mau kamu omongin, aku penasaran banget?
Ayu: Eeee, penasaran ya, Ton?
Aku: Iya lah, ayo dong buruan!
Ayu: Selo aja lagi, napsu amet sih kamu.”
Aku: Baru tahu yah, napsu aku emang tinggi.
Ayu: Napsu yang mana nih?
Aku: “Napsu makan dong, aku kan belum sempat makan siang!”
Aku sempat emosi juga rasanya, sepertinya ia tidak tahu aku ini orang yang sangat menghargai waktu, terutama jam makan siang, karena sambil makan aku dapat sekaligus main internet di tempat kerja, karena saat itu pasti bosku pergi makan diluar, jadi aku bisa bebas surfing di internet, gratis lagi.
Ayu: Yah udah, aku cuma mau bilang bisa enggak kamu ke apartment aku sore ini abis pulang kerja, soalnya aku pengen ngobrol banyak sama kamu.
Aku: Aku pun tidak habis pikir, Kenapa enggak kemarin aja bilangnya?
Ayu: Karena aku mau kasih surprise buat kamu, katanya manja.
Aku: Ala, gitu aja pake surprise segala, yah udah nanti aku ke tempat kamu, kira-kira jam 6, alamat kamu di mana?
Ayu: Nih catet yah, apartment XXX (edited), lantai XX (edited), pintu no. XXX (edited), jangan lupa yah! Oke deh, tunggu aja nanti, bye!
Setelah telepon terputus, aku pun mulai membayangkan apa yang akan dibicarakan, lalu pikiran nakalku mulai bekerja. Apa bisa aku menyentuhnya nanti, namun aku langsung terpikir tentang pamanku, bagaimana kalau nanti ketahuan, pasti tidak enak dengan pamanku. Lalu aku pun mulai tenggelam dalam kesibukan pekerjaanku.
Tidak lama pun waktu sudah menunjukkan jam 17.00, sudah waktunya nih, pikirku. Lalu aku pun mulai mengendarai motorku ke apartmentnya. Lumayan dekat dari tempat kerjaku di Roxymas. Sesampainya di sana, aku pun langsung menaiki lift ke lantai yang diberitahukan. Begitu sampai di lantai tersebut, aku pun langsung melihatnya sedang membuka pintu ruangannya. Langsung saja kutepuk pundaknya.
Aku: Hai, baru sampe yah, Yu.. ( Ayu terkejut)
Ayu: Wah aku kira siapa, pakek tepuk-tepuk segala.
Aku: Kamu kan mau kasih surprise buat aku, jadi aku juga mesti kasih surprise juga buat kamu dong. (Lalu ia mencubit lenganku)
Ayu: Nakal kamu yah, awas nanti!
Aku: Siapa yang takut, emang gue pikirin!
Ayu: Ayo masuk Ton, santai aja, anggap aja rumah sendiri. katanya setelah pintunya terbuka. Judi Poker Online
Ketika masuk, aku langsung terpana dengan apa yang ada di dalamnya, kulihat temboknya berbeda dengan tembok rumah orang-orang pada umumnya, temboknya dilukis dengan gambar-gambar pemandangan di luar negeri. Dia sepertinya orang yang berjiwa seniman, pikirku. Tapi hebat juga kalau cuma kerja sebagai sekretaris mampu menyewa apartment. Jangan-jangan ini cewek simpanan, pikirku. Sambil aq berkeliling, Ayu pun bertanya “Mau minum apa Ton?”
Aku: Apa saja lah, asal bukan racun. kataku bercanda.
Ayu: Oh, kalau gitu nanti aku campurin obat tidur aja deh. (kata Ayu sambil tertawa)
Sementara ia sedang membuat minuman, mataku secara tidak sengaja tertuju pada rak VCD-nya, ketika kulihat satu persatu, ternyata lebih banyak film yang berbau porno. Aku pun tidak sadar ketika ia sudah kembali, tahu-tahu ia nyeletuk, “Ton, kalo kamu mau nonton, setel aja!” Aku pun terkejut ketika ia berbicara seperti itu.
Aku: Apa aku enggak salah denger nih?
Ayu: Kalo kamu merasa salah denger, yah aku aja yang setelin sekarang!”
Lalu ia pun mengambil sembarang film kemudian disetelnya. Wah, gila juga nih cewek, pikirku, apa ia tidak tahu kalau aku ini laki-laki, dan itu baru kenal sehari dan sudah seberani ini.
Ayu: Duduk sini Ton, jangan bengong aja, kan udah aku bilang anggap aja rumah sendiri! kata Ayu sambil menepuk sofa menyuruhku duduk.
Kemudian aku pun duduk dan nonton di sampingnya, agak lama kami terdiam menyaksikan film panas itu, sampai akhirnya aku pun buka mulut, “Eh Yu, tadi di telefon kamu bilang mau ngomong sesuatu, apa sih yang mau kamu ngomongin..?”
Ayu tidak langsung ngomong, tapi ia kemudian menggenggam tanganku, aku tidak menyangka akan tindakannya itu, tapi aku pun tidak berusaha untuk melepaskannya. Agak lama kemudian baru ia ngomong dengan sangat pelan sekali.
Ayu: Kamu tau Ton, sejak kemarin bertemu, aku merasa ingin menatap kamu terus, ngobrol terus. Ton, aku suka sama kamu.
Aku: Tapi kemarin kan kamu dikenalkan ke Paman aku, apa kamu enggak merasa kalau kamu itu dijodohin ke Paman aku, apa kamu enggak lihat reaksi Paman aku ke kamu gimana?
Ayu: Iya, tapi aku enggak mau dijodohin sama Paman kamu, karena umurnya aja udah beda jauh, aku pikir-pikir, kenapa hari itu bukannya kamu aja yang dijodohin ke aku? kata Ayu sambil mendesah.
Aku: Aku sebenarnya juga suka sama kamu, tapi aku enggak enak sama Paman aku, nanti dikiranya aku kurang ajar sama yang lebih tua.
Lalu Ayu diam aja, begitu juga aku, sementara itu film semakin bertambah panas, tapi Ayu tidak melepaskan genggamannya.
Lalu secara tidak sadar otak pornoku pun mulai bekerja, soalnya kupikir sekarang tidak ada orang lain. Lalu mulai kuusap-usap tangannya, lalu ia menoleh kepadaku, kutatap matanya dalam-dalam, sambil berkata dengan pelan, “Ayu, aku juga sangat menyukaimu.”
Ia tidak menjawab, tapi memejamkan matanya. Kupikir ini saatnya, lalu pelan-pelan kukecup bibirnya sambil lidahku menerobos bertemu lidahnya. Ayu pun lalu membalasnya sambil memelukku dengan erat.
Tanganku tidak tinggal diam berusaha untuk meraba-raba buah dadanya, ternyata agak besar juga, walaupun tidak sebesar punyanya (bintang film porno). Ayu pun menggeliat seperti cacing kepanasan, mendesah-desah menikmati rangsangan yang diterima pada buah dadanya. Judi Domino QQ
Kemudian aku berusaha membuka satu persatu kancing bajunya, lalu kuremas-remas payudara yang masih terbungkus BRA itu. Ayu pun menyuruhku untuk cepat melepaskan BRA yang masih dipakainya. Kucari-cari pengaitnya di belakang, lalu kubuka. Wah, ternyata lumayan juga, masih padat dan kencang, walaupun tidak begitu besar. Langsung kusedot-sedot putingnya seperti anak bayi kehausan.
“Esshh.. ouww.. aduhh.. Ton.. nikmat sekali lidahmu.., teruss..!”
Setelah bosan dengan payudaranya, lalu kubuka seluruh pakaiannya sampai bugil total. Ia juga tidak mau kalah, lalu melepaskan semua yang kukenakan. Untuk sesaat kami saling berpandangan mengagumi keindahan masing-masing. Lalu ia menarik tanganku menuju ke kamarnya, tapi aq melepaskan pegangannya lalu menggendongnya dengan kedua tanganku.
Ton, kamu romantis sekali..!” katanya sambil kedua tangannya menggelayut manja melingkari leherku.
Kemudian kuletakkan Ayu pelan-pelan di atas ranjangnya, lalu aku pun menindih tubuhnya dari atas, untuk sesaat mulut kami saling pagut memagut dengan mesranya sambil berpkamukan erat. Lalu mulutku mulai turun ke buah dadanya, kujilat-jilat dengan lembut, Ayu mendesah-desah nikmat. Tidak lama aku bermain di dadanya, mulutku pelan-pelan mulai menjilati turun ke perutnya, Ayu menggeliat kegelian.
Ayu: Aduh Ton, kamu ngerjain aku yah, awas kamu nanti..!
Aku: Tapi kamu suka kan? Geli-geli nikmat..!
Ayu: “Udah ah, jilati aja memek akuTon..!
Aku: Oke, siap laksanakan perintah..!
Langsung saja kubuka paha lebar-lebar, tanpa menunggu lagi langsung saja kujilat-jilat klitorisnya yang sebesar kacang kedele. Ayu menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan liar seakan-akan tidak mau kalah dengan permainan lidahku ini.
“Oohh esshhh aaouuw uuhh teeruss.., lebih dalemm, oohhh.. nikmat sekali..!”
Agak lama juga aku bermain di klitorisnya sampai-sampai terlihat banjir di sekitar vaginanya.
“Ton, masukkin aja titit kamu ke lobang aku, aku udah enggak tahan lagi..!”
Dengan segera kuposisikan diriku untuk menembus kemaluannya, tapi ketika kutekan ujung penisku, ternyata tidak mau masuk. Aq baru tahu ternyata dia masih perawan.
Aku: Ayu, apa kamu tidak menyesal perawan kamu aku tembus..?
Ayu: Ton, aku rela kalau kamu yang ngambil perawan aku, bagi aku di dunia ini cuma ada kita berdua aja.
Tanpa ragu-ragu lagi langsung kutusuk penisku dengan kuat, rasanya seperti ada sesuatu yang robek, mungkin itu perawannya, pikirku.
Ayu: Aduh sakit Ton, tahan dulu..! katanya menahan sakit.
Aku pun diam sejenak, lalu kucium mulutnya untuk meredakan rasa sakitnya. Beberapa menit kemudian ia terangsang lagi, lalu tanpa buang waktu lagi kutekan pantatku sehingga batang kemaluanku masuk semuanya ke dalam lubangnya.
“Pelan-pelan Ton, masih sakit nih..!” katanya meringis.
Kugoyangkan pinggulku pelan-pelan, lama kelamaan kulihat dia mulai terangsang lagi. Lalu gerakanku mulai kupercepat sambil menyedot-nyedot puting susunya. Kulihat Ayu sangat menikmati sekali permainan ini.
Tidak lama kemudian ia mengejang, “Ton, aa.. aqu.. mau keluar..teruss.. terus.., aahh..!”
Aku pun mulai merasakan hal yang sama, “Yu, aku juga mau keluar, maudi dalam atau di luar..?”
“Keluarin di dalem aja Sayang… ohhh.. aahh..!” katanya sambil kedua pahanya mulai dijepitkan pada pinggangku dan terus menggoyangkan pantatnya.
Tiba-tiba dia menjerit histeris, “Oohh… sshh… sshh… sshh…”
Ternyata dia sudah keluar, aku pun terus menggenjot pantatku semakin cepat dan keras hingga menyentuh ke dasar liang senggamanya. Kutekan pantatku hingga batang kejantananku menempel ke dasar liang kenikmatannya, dan keluarlah spermaku ke dalam liang surganya.
Saat terakhir air maniku keluar, aku pun merasa lemas. Walaupun dalam keadaan lemas, tidak kucabut batang kemaluanku dari liangnya, melainkan menaikkan lagi kedua pahanya hingga dengan jelas aq dapat melihat bagaimana rudalku masuk ke dalam sarangnya yang dikelilingi oleh bulu kemaluannya yang menggoda. Kubelai bulu-bulu itu sambil sesekali menyentuh klitorisnya.
“Sshh.. aahh..!” hanya desahan itu saja yang menjadi jawaban atas pertarungan itu. Setelah itu kami berdua sama-sama lemas. Kami saling berpelukan kira-kira selama satu jam sambil meraba-raba. Lalu ia berkata kepadaku
Ayu: Ton, mudah-mudahan kita bisa bersatu seperti ini Ton, aku sangat sayang sama kamu.
Aku: Aku juga sayang kamu, tapi kamu mesti janji tidak boleh meladeni paman aku kalau dia nyari-nyari kamu.
Ayu: Oke, siap laksanakan perintah..! katanya sambil memelukku lebih erat.
Sejak saat itu, kami menjadi sangat lengket, tiap malam minggu kami selalu bertingkah seperti suami istri. Tidak hanya di apartmentnya, kadang aku datang ke tempat kerjanya dan melakukannya bersama di WC, tentu saja setelah semua orang sudah pulang. Judi Domino QQ
Kadang ia juga ke tempat kerjaku untuk minta jatahnya. Katanya pamanku sudah tidak pernah mencarinya lagi, soalnya tiap kali Ayu ditelefon, yang menjawabnya adalah mesin penjawabnya, lalu SMS nya pun tak pernah dibalas Ayu, mungkin akhirnya pamanku jadi bosan sendiri.
Aku dengan Calon Istri Pamanku sering jalan-jalan ke Mal-Mal, untungnya tidak pernah bertemu dengan pamanku itu. Sampai saat ini aku masih jalan bersama, tapi ketika kutanya sampai kapan mau begini, ia tidak menjawabnya. Aku ingin sekali menikahinya, tapi sepertinya ia bukan tipe wanita yang ingin berkeluarga. Tapi lama-lama kupikir, tidak apalah, yang penting aku dapat enaknya juga.
Agen Poker Dan Agen DominoQQ Terpercaya Indonesia
Tersedia
8 permainan yang sangat populer untuk Anda mainkan hanya dengan 1 ID ,
yaitu: AduQ, Bandar Poker, BandarQ, Capsa Susun, Domino99 ,Sakong dan
Bandar66.
Support Bank Lokal Indonesia (BCA, BRI, BNI, MANDIRI, DANAMON)
PROSES DEPOSIT DAN WITHDRAW SUPER CEPAT DAN AMAN!!!
BONUS KAMI PALING BESAR!
*BONUS TURNOVER MINGGUAN 0.5% (Dibagikan Setiap Senin dan Jumat)
*BONUS REFERAL SEBESAR 20%
Minimal Deposit Rp.20.000| Minimal Withdraw Rp.20.000
Hubungi Kami di :
LINK ALTERNATIF:
| Agen Poker | Agen Domino | Poker Online Terpercaya| Agen Judi Online
* LINE : hits99
* YM : HITSQQ
* BBM : 7A96E4DA
*WA : +8551181383
0 comments:
Post a Comment